Rabu, 23 November 2011

[FF] Love Is True ~ Chaptered-4

Author :
RIZKA ANIZA


Cast ::
~Cha Young Moon
~Jo Kwangmin
~Jo Youngmin
~Cha Sunwoo aka BARO of B1A4
~Cha Siwoon aka appanya Youngmoon &Sunwoo
~Han Hyesang aka eommanya Youngmoon & Sunwoo
~Lee Jeongmin
~Lee Hyerin
~Eunji


Lenght :
~Chaptered

Genre ::
~Romance
~Friendship
~School life^^Happy Reading^^
Errrghhh... aku mulai tertekan saat ini. Pasti besok di sekolah mereka langsung membicarakan hal ini. Bagaimana ini? Apakah aku harus memutuskan hubunganku dengan Jeongmin? Tapi aku kasihan padanya. Hubungan kami saja baru sebentar. Lebih baik aku tidur..~Chaptered-3~


********
Pagi hari.
“Youngmoon-ah.. hari ini kau pergi sendiri ya? Oppa mau pergi duluan” Kata Sunwoo Oppa sambil meneguk susunya dan terburu-buru.
“Oh.. Ne.” Jawabku singkat.
Oppa pun langsung pergi dengan tergesa-gesa. Aneh, pikirku. Ada apa dengannya? Setelah setengah jam aku siap pergi ke sekolah. Namun saat di depan gerbang rumahku aku melihat seorang namja yang tak asing bagiku. Yeah, Dia Jeongmin. Untuk apa dia ke sini?
“Oppa? Sedang apa?” tanyaku sambil menutup gerbang.
“Aku menjemputmu, hari ini kau pergi denganku ya?” jawabnya sambil menyodorkan setangkai bunga mawar dan tersenyum manis.
“Pergi denganmu? Hmm.. baiklah” jawabku akupun  meraih setangkai mawar merah itu. Menurutku namja ini romantis juga.
“Ayo sekarang naiklah ke motorku. Pegang erat-erat ya?”
“Ne”
Kami pergi sekolah bersama, huh rasanya sungguh tidak nyaman. Tapi mau bagaimana lagi sekarang dia adalah namjachinguku. Jeongmin membawa motornya dengan sangat kencang. Sehingga aku terus memeluknya erat-erat. Sesampai di sekolah Hyerin langsung menghampiriku.
“Haii Youngmoon.. selamat ya?” Ucap Hyerin menyambutku.
“Ne..” jawabku dengan tampang datar.
“Ohya, tahu tidak. Hari ini aku pergi sekolah dengan siapa?” tanyanya.
“Ntah..” jawabku dengan ekspresi datar lagi.
“Sunwoo Oppa” jawabnya sambil tersenyum.
“Mwo..!!” seketika aku terkejut dan merubah ekspresi datarku menjadi ekspresi terkejut.
“Ya..!! sungguh menyenangkan.” Kata Hyerin sambil memainkan ujung rambutnya.
“Omona. Aneh sekali. Aku pacaran dengan Oppamu. Dan kau mulai dekat dengan oppaku. Rasanya dunia semakin sempit saja.” Ucapku sambil melipat tanganku di dada.
“Mwo.. kau pacaran dengan Jeongmin Hyung?” Seseorang mengagetkanku. Ternyata itu suara Youngmin. Ternyata Youngmin dan Kwangmin sudah ada di belakang kami dan kami tak mengetahuinya.
“Kau baru tau?” Kwangmin tiba-tiba nyeletuk.
“Hahh.. sudah.. sudah jangan bahas hal itu.” Teriakku. Mereka semua kaget dengan teriakanku tadi.
Saat pulang sekolah pun aku diantar oleh Jeongmin. Dan Sunwoo Oppa kurasa pulang dengan Hyerin.


************

Di rumah..

“Aku pulaaaaang...” teriakku. Kulihat Eomma sedang menonton tv.
“Kau sudah pulang. Ohya nanti malam kita sekeluarga mau pergi ke pesta ulang tahun pernikahan teman Appa. Dia adalah teman bisnis sekaligus sahabat Appamu sejak kecil. Jadi kau harus persiapkan matang-matang penampilanmu malam ini. Ingat! Pakai gaun ya?” Jelas Eomma panjang lebar padaku.

“Oke Eomma!” akupun langsung ke kamar mengganti baju. Dan memilih gaun yang akan aku kenakan nanti malam.
Yepp.. ini dia. Gaun warna biru kurasa cocok.

***********

Malam harinya.

Aku sudah dandan semampuku dan memakai gaun yang tadi siang aku pilih. Akupun segera keluar dari kamar. Saat aku keluar kamar. Rasanya aneh, karena Eomma, Appa, dan Sunwoo Oppa menatapku seperti itu.
“Omona! Kau cantik sekali..” seru Eomma padaku.
“Jinca?” kataku.
“Ya chagiya..” balas Eomma.
Kamipun segera pergi menuju Hotel dimana pesta itu dirayakan. Setelah sampai disana seorang Wanita seusia Eomma menghampiri kami. Dia adalah istri dari teman Appa.
“Selamat datang.. Wah.. sudah lama tidak bertemu.” Kata Wanita itu sambil menempelkan pipinya di pipi Eomma dan berjabat tangan dengan Appa. Dan Suaminya pun Juga datang menghampiri kami.
“Hey Cha Siwoon, suda lama kita tak bertemu.” Kata lelaki itu pada Appa dan menepuk-nepuk punggung Appa. Yeah, kurasa mereka sangat akrab.
“Iya, bagaimana kabar anda?” tanya Eomma.
“Baikk.. Saat ini kami baru saja pulang dari Amerika.” Jawab Wanita itu.
“Wah, sepertinya Bisnis kalian makin sukses ya?” Kata Appa.
“Ah.. tidak juga.. Oh, mereka anak kalian. Sungguh cantik dan tampan.” Kata Wanita itu sambil memegang bahuku. Sungguh Wanita ini membuatku menjadi malu.
“Kamsahamnida. Bangapseumnida” kataku sambil bungkuk 90 derajat.
“Wah.. aku ingin sekali punya anak perempuan sepertimu.” Kata Wanita itu.
“Ah,Ahjumma bisa aja. Ngomong-ngomong apa Ahjumma tidak punya anak perempuan?” tanyaku.
“Ani. Anak Ahjussi 2 laki-laki kembar. Ahjumma rasa mereka seumuran denganmu. Rasanya sungguh menyebalkan tinggal bersama 3 orang laki-laki di rumah. Tidak ada yang bisa ahjumma ajak melakukan hal bersama. Mereka sibuk dengan  kegiatan mereka masing-masing. Kadang Ahjumma sering kesepian. Bagaimana kalau kau sering bermain ke rumah kami. Wah rasanya pasti menyenangkan” Kata Wanita itu.
“Oke Ahjumma..” balasku.
“Ngomong-ngomong kau sekolah dimana?” Tanya Ahjussi itu
“Hmm.. sekarang aku dan Sunwoo Oppa sekolah di SEOUL OF PERFORMING ART.” Jawabku.
“Jinca? Anak Ahjumma juga sekolah disitu.”
“Wah.. ini kebetulan sekali.” Jawabku. Kurasa kami sangat akrab.
“Oh, maaf Youngmoon Ahjumma masih ada tamu. Lain kali kita sambung ya?”  Wanita itupun pergi. Aku hanya menatap punggungnya yang semakin lama semakin hilang dari pandanganku.
Setelah itu aku pergi mencari minuman. Sejak sore aku belum ada minum rasanya seperti dehidrasi. Aku pun segera mengambil segelas minuman di meja. Tak kusangka ada tangan yang mengambil minuman itu juga, dan tangannya menyentuh tanganku. Spontan aku pun kaget bukan kepalang. Tanpa pikir panjang aku langsung menoleh ke arah orang itu. Dan ternyata orang itu adalah Kwangmin.
“Sedang apa kau disini?” ucap kami bersamaan. Hahaa lucu juga.
“Hahahaa” Kwangmin tertawa lepas.
“Wae?” tanyaku dengan ekspresi aneh.
“Gwaenchana.” Jawabnya.
“Ngomong-ngomong kau sedang apa disini?” tanyaku sambil mengambil segelas minuman itu.
“Hmm.. ini kan pesta ulang tahun orang tua ku. Wajar kalau aku disini. Kau sedang apa?” jawabnya sambil melipat tangannya di dada.
“Ouuh.. tadi aku juga sempat berbincang-bincang dengan Eomma mu. Ternyata kalian rupanya anak kembar yang dimaksud. Tidak kusangka.”
“Yepp. Kita keluar yuk. Cari udara. Disini panas.” Ucap Kwangmin.
“Kajja” jawabku. Kamipun keluar untuk mencari udara. Suasana disini sepi, dingin, dan angin pun bertiup sepoi-sepoi. Sepertinya dari tadi aku tidak melihat Youngmin sama sekali kemana anak itu?
“ahh.. ternyata sangat dingin disini. Apa kau tidak kedinginan padahal gaunmu tidak berlengan.” Kata Kwangmin.
“Ani.” Jawabku singkat.
“Uhm.. boleh aku tanya sesuatu?”
“Ne.. wae?”
“Apa kau benar-benar mencintai Jeongmin?” Pertanyaan Kwangmin sungguh membuatku kaget. Ya ampun untuk apa anak ini menanyakan hal itu?
“Sudahlah.. tidak usah dibahas. Aku sedang malas membahas hal itu. Ohya, dimana Youngmin?” Akupun langsung mengalihkan pembicaraan agar Kwangmin tak menanyakan hal yang membuat aku muak.
“Tidak tau. Kurasa dia di dalam. Kenapa Youngmoon? kenapa kau tidak mau membahas hal itu?” tannya Kwangmin lagi padaku. Namun kali ini wajahnya mendekati wajahku dan menatapku penuh arti. Omona! Jantungku seperti mau copot saat melihat wajahnya.
“Uhmm.. ya.. ya.. akan kukatakan padamu. Tapi jauhkan dulu wajahmu itu. Aku tidak bisa bernapas.” Kataku, Kwangmin pun menjauhkan wajahku seperti semula.
“Ya.. sekarang jawab pertanyaanku tadi.” Katanya. Huh.. anak ini sungguh keras kepala.
“Sebenarnya aku tidak mencintainya!” jawabku singkat dan langsung membuang muka.
“Jinca?” Ekspresi Kwangmin berubah seketika menjadi ekspresi senang. Sebenarnya kenapa dia? Dasar aneh.
“Ne..! kenapa kau menanyakan hal itu?” tanyaku penuh selidik.
“Gwaenchana.” Jawabnya.
“Hmmm.. dasar pabo namja!” celetukku sambil menjulurkan lidahku padanya. Akupun menggosik-gosokkan telapak tanganku dan mengusapkannya di lenganku. Sungguh malam ini sangat dingin.
“Kau berbohong. Sudah tau udara disini dingin masih saja kau mengatakan kalau kau tidak kedinginan. Ini pakailah.” Kata Kwangmin sambil melepaskan jasnya dan memakaikannya di tubuhku.
“Gomawo Kwangmin-ah..” ucapku sambil tersenyum lembut.
“Youngmoon-ah. Kau masih kedinginan?”
“Ne..” Jawabku. Tiba-tiba Kwangmin langsung meraih tanganku dan mengusap-usapkan ke tangannya. Astaga! Sepertinya aku mau terbang malam ini.
“Kwangmin-ah.. kau tidak perlu melakukan ini. Jas ini juga sudah cukup kok.” Ucapku.
“Tidak apa-apa. Kalau kau sakit bagaimana?” ucap Kwangmin yang membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus. “Ngomong-ngomong apa Jeongmin marah jika aku memperlakukanmu seperti ini?” tanyanya lagi.
“Ntah lah.” Jawabku singkat.
“Youngmoon-ah. Kau cantik sekali hari ini.” Ucapnya yang membuat aku kaget bukan main.
 Angin berhembus sangat kencang sehingga rambutku yang tergerai panjang terbang menutupi wajahku dan pandanganku. Tiba-tiba tangan Kwangmin meraih rambutku dan merapikan rambutku agar pandanganku seperti semula. Omona! Rasanya aku mau pingsan sekarang. Eh, tunggu..!! Aksi apa lagi yang ingin dia lakukan? Tiba-tiba wajahnya mendekati wajahku perlahan-lahan dan menatapku dengan tatapan penuh arti. Tetapi tatapan ini beda dengan tatapan saat dia bertanya padaku saat beberapa menit yang lalu. Tanpa terasa wajah kami sudah berjarak 1 cm. Omona !apa yang harus kulakukan? Tiba-tiba sebuah kecupan manis mendarat di bibirku. Akupun membalas ciumannya itu. Kwangmin terus melumati bibirku. Setelah beberapa saat Kwangmin melepaskan bibirnya dari bibirku. Yupp.. ini adalah first kiss ku. Beruntungnya aku mendapatkan first kiss dari namja yang aku cintai. Namun wajahku memerah lagi saat Kwangmin melihatku. Tapi kali ini kurasa wajahku sudah seperti tomat rebus.
“kk..kka..kau?” ucapku terbata-bata.
“Saranghe Youngmoon-ah..” balasnya sambil mengelus rambutku.
“tta..tta.tapi..” belum sempat aku melanjutkan ucapanku Kwangmin langsung menaruh jari telunjuknya di bibirku.
“Ya, aku tau. Saat ini kau masih pacaran dengan Jeongmin. Aku tau kau pasti juga mencintaiku. Aku juga tau selama kau berpacaran dengan Jeongmin kau selalu tertekan dan merasa tak nyaman bila di dekatnya. Kau harus bertindak Youngmoon-ah. Apa kau mau terus-terusan seperti ini? Kau harus mengikuti kehendakmu. Kau mengerti kan maksudku?” katanya panjang lebar.
Aku pun mengangguk. Semua yang dibilang Kwangmin benar. “Jadi apa yang harus aku lakukan?” tanyaku.
“Itu terserahmu.” Jawabnya dan Kwangmin pun langsung memelukku dengan hangat.
Tiba-tiba poselku berdering, segera aku mengeluarkan ponselku dari tas lengan kecilku. Ah.. ternyata Sunwoo Oppa yang mengirim sms.

-----------------------------------
From : Sunwoo Oppa
-----------------------------------
Youngmoon-ah.. kau dimana???
----------------------------------

akupun langsung membalasnya.


----------------------------------
To : Sunwoo Oppa
----------------------------------
Aku sedang ada di luar Oppa^^
sebentar lagi aku akan masuk..
----------------------------------

SEND~

“Kwangmin-ah.. kurasa kita harus masuk. Oppa sudah meng sms ku” kataku sambil meletakkan kembali ponselku pada tas lenganku.
“Oh~ ne. Ayo kita masuk.” Kata Kwangmin sambil menggandeng tanganku.
Dan kamipun masuk ke ruangan tempat acara berlangsung. Ternyata Appa, Eomma, Oppa, Youngmin, dan kedua orang tua Kwangmin berada di dekat meja minuman. Kulihat mereka sedang asyik mengobrol.
“Kwangmin-ah.. kemana saja kau? Wah. Ternyata kau bersama Youngmoon.” Kata Youngmin.
“Ne. Tadi kami di luar mencari udara.” jawab Kwangmin.
“Oh~ pantas saja aku dan Sunwoo Hyung sulit mencari kalian.” Kata Youngmin.
“hahaha.. mianhe” ucap Kwangmin.
“Wah~ baru kenal saja kalian sudah akrab. Bagaimana jika sering bertemu.” Tiba-tiba Ibunya Kwangmin memotong pembicaran.
“Kami sudah saling kenal Eomma. Youngmoon adalah teman sekelas kami. Dia juga pernah datang kerumah kita saat Eomma dan Appa di luar negeri.” Jelas Kwangmin.
“Oh~ bagus kalau begitu.” Jawab ibu Youngmin dan Kwangmin sambil tersenyum senang.
“Youngmoon-ah.. kau bisa bermain piano kan?” tanya Kwangmin padaku.
“Ne. Wae?”
“Bagaimana kalau kita bermain piano? Untuk memeriahkan acara.” Jelas Kwangmin.
“Hmm.. tapi...” belum sempat aku melanjutkan ucapanku Kwangmin langsung memotong pembicaraanku.
“Sudahlah.. ayo ikut aku. Kajja..” ajaknya.
“Heii kalian aneh sekali ada apa dengan kalian? Kalian terlihat makin akrab.” Bisik Youngmin padaku.
“Itu bukan urusanmu Hyung..” balas Kwangmin.
“Eomma..Appa.. aku mau bermain piano dengan Youngmoon untuk memeriahkan acara.” Astaga! Tiba-tiba Kwangmin bicara seperti itu di depan kedua orang tuanya. Bagaimana jika orang tuanya menyangka kalau kami pacaran? Heehhh..
Kwangmin pun menggandeng tanganku dan membawaku ke panggung semua tamu-tamu melihat ke arah kami. Dia mempersilakanku duduk di kursi piano tersebut.
“Youngmoon-ah. Kita mau main lagu apa?” tanya Kwangmin setengah berbisik.
“Hmm.. bagaimana kalau lagu Utada Hikaru yang First Love. Eottoke?” ucapku memberikan saran padanya. Aku hanya hapal lagu ini, jadi aku hanya bisa menyarankan lagu ini. Lagian lagu ini juga cocok dan romantis.
“Ya.. itu lagu yang bagus.. kau pintar juga ternyata memilih lagu.” Kata Kwangmin sambil tersenyum lembut.
Ratusan pasang mata pun tertuju hanya pada kami berdua. Kamipun mulai memainkan tuts-tuts piano  dengan perlahan. Untung saja lagu ini sangat pelan jadi aku bisa memainkannya dengan baik. Dengan hati-hati aku memainkan tuts-tuts piano ini tanpa ada kesalahan sama sekali. Kulihat Kwangmin sedang asyik dengan tutsnya, sesekali dia menatapku dan tersenyum padaku. Sungguh, senyumannya membuat hatiku terasa tenang di tambah lagi lagu ini yang sangat romantis. “Kwangmin-ah.. nado saranghe.” Bisikku padanya. Dia hanya tersenyum dengan lembut. Tak terasa lagu yang kami mainkan sudah selesai. Semua tamu-tamu bertepuk tangan dengan riuhnya. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan malam ini.


**************
Di rumah.
Dengan lemas aku menghempaskan tubuhku di ranjangku. Sesekali aku tersenyum dan memegang bibirku. Ciuman itu masih terasa. Tiba-tiba aku teringat dengan ucapan Kwangmin saat kami berada di luar ruangan hotel. Huhh.. apakah aku harus memutuskan hubunganku dengan Jeongmin? Kurasa iya.
**************
Seperti biasa aku diantar dan di jemput oleh Jeongmin saat pulang sekolah. Hubungan kami sudah seminggu. Hubungan kami selalu seperti ini. Sama seperti perasaanku waktu itu. Aku hanya bersikap seperti bukan pacarnya. Hari ini dia mangajakku jalan-jalan ke sebuah toko es krim.
“Chagi.. kau mau pesan yang rasa apa? Eh, tunggu. Pasti kau suka rasa coklat, ya kan?” Katanya padaku.
“Ne Oppa” jawabku singkat dan tersenyum nanar padanya.
Setelah memesan es krim kami melanjutkan ke taman dimana waktu itu dia menyatakan cintanya padaku. Aku juga heran kenapa dia mengajakku kesini? Tapi aku hanya menuruti permintaannya. Tiba-tiba di mengeluarkan sebuah kotak dari tas ranselnya dan menyodorkannya kepadaku.
“Oppa.. ini apa?” tanya ku.
“Ini untukmu. Ayo dibuka..!!” serunya.
“Ne.. waah.. boneka pikachu. Gomawo Oppa..” ucapku senang sambil memeluk boneka itu.
“Cheonma.” Katanya sambil mengecup keningku.
Akupun kaget kenapa dia tiba-tiba mencium keningku?
“Wae?” tanyanya.
“Gwaenchana Oppa.” Kataku.
Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya di wajahku sama seperti Kwangmin saat menciumku waktu itu. Namun aku segera memalingkan wajahku. Dengan segera dia menjauhkan wajahku dari wajahnya.
“Maafkan aku Oppa.” Kataku sambil menitikkan air mata.
“Ya, aku tahu. Aku tahu perasaanmu padaku. Sebenarnya kau tidak mencintaiku kan? Kau telah mencintai seseorang. Meskipun aku tak tau orang itu siapa. Semua itu bisa aku lihat dari cara sikapmu padaku. Terimakasih sudah mau menjadi pacarku.” Ucapnya sambil memegang pundakku.
Aku hanya tertunduk dan menangis.
“Sudahlah Youngmoon-ah” katanya sambil mengangkat wajahku yang tertunduk. “Aku tak mau melihat kau seperti ini. Setiap kau bertemu denganku pasti kau merasa tertekan. Mungkin ini yang terbaik untukmu. Meskipun aku sangat mencintaimu aku rela untuk melepasmu bersama namja lain. Pergilah.. pergilah bersama namja yang kau cintai. Aku bahagia jika kau juga bahagia. Karena cinta tak saling memiliki kan.”
“Oppa..” teriakku padanya sambil memeluk tubuhnya. “Oppa mianhe... aku memang orang paling jahat di dunia ini. Kau tak perlu memaafkanku.” Ucapku sambil terisak-isak.
“Sudahlah Youngmoon-ah. Jangan menyalahkan diri sendiri. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu juga. Aku tak mau melihatmu selalu tertekan.” Ucapnya sambil mengelus-elus rambutku.
“Terima kasih Oppa. Kau namja yang baik. Kau sudah mengajariku cara mencintai.” Kataku. Jeongmin langsung menyeka air mataku.
“Uhm.. ini sudah sore, sebaiknya kita pulang dan istirahat.” Katanya.
“Ne Oppa..” balasku.
“Ayo naik. Pakai helmnya.” Kata Jeongmin yang sudah berada di motornya. Akupun segera naik dan memakaikan helm itu di kepalaku.
************
Malam harinya.
Aku masih memegang boneka pikachu pemberian Jeongmin padaku. Mataku tak henti-hentinya menatap boneka itu. Rasanya aku merasa bersalah pada Jeongmin. Aku telah mengecewakannya. Apa yang harus kulakukan? Mungkin aku akan meng sms nya.

-----------------------------
To : Lee Jeongmin
-----------------------------
Annyeong~
Oppa, jangan lupa istirahat dan dan jaga kesehatan ya?^^
-----------------------------

SEND~
5 menit kemudian dia membalas sms ku.

------------------------------
From : Lee Jeongmin
------------------------------
Ne^^
------------------------------

Hah? Cuma itu jawabannya? Tidak seperti biasanya dia membalas sms ku seperti ini. Biasanya dia membalas sms panjangnya bukan main. Ah.. tidak apa lah. Mungkin aku bisa perlahan melupakannya.

**********
Di sekolah.
“Youngmoon-ah.. kau kenapa? Kenapa diam saja? Ini untukmu.” Kata Kwangmin sambil menyodorkan sebuah sparkling tropikana yang baru saja dia beli dari kantin.
“Gomawo Kwangmin-ah.” Kataku sambil mengambil minuman itu.
“Kau kenapa?”
“Aku sedang badmood. Kemarin sore kami sudah putus. Rasanya aku merasa bersalah padanya. Huuh...” jawabku.
“Oh.. bukannya itu yang kau mau? Uhm.. ya sudah mungkin kau perlu waktu untuk refreshing. Bagaimana jika nanti kita jalan jalan-jalan. Eottoke?”
“Baiklah.” Ucapku sambil meneguk minuman kaleng itu.

***********

Setelah pulang sekolah Kwangmin mengajakku ke sebuah danau. Kwangmin tau tempat yang tepat untukku saat ini. Udaranya sejuk, memandangannya indah, pohon-pohon yang hijau dan rimbun, itulah yang bisa aku gambarkan dari pemandangan disini. Wuaah.. rasanya aku bisa melepaskan semua beban di pikiranku. Kwangmin mengajakku duduk di bawah pohon yang rindang.
“Bagaimana tempatnya? Bagus kan?” Tanya Kwangmin padaku. Sesekali dia juga melempar beberapa batu kerikil ke danau itu dan membuat suara PLUNG yang menurutku itu lucu.
“Ne.. Bagus.. Gomawo Kwangmin-ah..” ucapku sambil menatapnya dan tersenyum.
“Cheonma..” balasnya sambil memegang tanganku. “Bagaimana perasaanmu saat ini? Apakah sudah membaik?”
“Yupp.. itu pasti, apalagi ada kau disini. Hatiku semakin tenang rasanya. hehehe” jawabku sambil cengengesan.
“Hahahha.. kau ini bisa saja.” Katanya sambil mengelus-elus rambutku dengan lembut.
Tak kusangka tiba-tiba tubuhnya mendekat ke tubuhku. Wajahnya juga. Tatapannya sangat melekat. Kurasa dia ingin menciumku.
“Kwangmin-ah..”
“Ne..?” jawabnya. Namun pandangannya tak lepas dari wajahku.
“Kwangmin-ah..”
“Ne..?” katanya lagi. Sekarang wajahnya sudah berjarak 1 senti dari wajahku.
“nothing..” jawabku. “Kwangmin-ah..” ini sudah ketiga kalinya aku memanggilnya.
“Ne?? Wae?” katanya. Namun ekspresinya berubah sedikit, kurasa dia agak kesal. Hahaha.
“Cium aku sekarang..”

Tanpa berkomentar lagi. Kwangmin menciumku.
CHU~
“Youngmoon-ah.. Kau apa kau mau jadi yeojachinguku..?”
“Yaa~..”
“Sekarang. Apa kita sudah resmi pacaran?”
“Yaa~..”
Yupp.. Hari ini kami sudah pacaran.


***********

Di rumah Kwangmin.
Ini sudah beberapa minggu aku pacaran dengan Kwangmin, hari-hariku diwarnai olehnya. Tanpa terasa aku sudah melupakan Jeongmin. Hari ini ibunya Kwangmin mengajakku belanja. Ya, kami sering melakukan hal ini bersama-sama. Terkadang Eomma juga ikut. Tapi karena hari ini Eomma ada keperluan, jadi hanya aku yang ikut. Seperti mertua dan menantu, kami terlihat cocok satu sama lain. Hahaha. Tapi ibunya Kwangmin tidak tahu kalau aku dan Kwangmin sudah resmi pacaran. Seandainya Ibunya tau apa ya respon yang diberikan Ibunya padaku? Ah.. mungkin kami harus merahasiakannya dulu. Hmm.. kami sudah berada diluar gedung pusat perbelanjaan. Cuaca hari ini terlihat agak mendung.
“Youngmoon.. kau membawa payung? Hari ini sepertinya akan hujan.” Tanya Ahjumma padaku.
“Aniyo Ahjumma.. wah bagaimana ini?” balasku.
“Uhm.. begini saja. Ahjumma akan menelpon Kwangmin dulu agar dia menjemput kita disini.” Jelas Ahjumma.
“Ne ahjumma..”
Ahjumma pun menelpon Kwangmin. Kami menunggu di depan gedung pusat perbelanjaan itu. Setelah itu kami menunggu beberapa saat. Dan Kwangmin pun menjemput kami dengan mobilnya. Kwangmin langsung keluar dan membawa payung. Dia langsung membawa Ibunya masuk ke dalam mobil. Aku hanya menunggu giliranku masuk ke mobil. Setelah Kwangmin mambawa Ibunya masuk. Giliran Kwangmin yang membawaku masuk ke mobil.
“Gwaenchana chagiya? Apa kau tidak kedinginan?” tanyanya padaku sambil megelus-elus bahuku.
“Gwaencana. Ayo segera masuk ke mobil. Takut hujannya makin deras.” Balasku.

Tiba-tiba..
CHU~
Kwangmin mengecup keningku.
“Astaga.. Kau ini apa-apaan? Kalau Ibumu tau bagaimana?” Ekspresiku berubah seketika menjadi ekspresi aneh dan menatap Kwangmin.
“Tidak apa-apa. Eomma pasti tidak melihat. Aku yakin itu. Kajja” katanya sambil membawaku masuk ke mobil dan merangkulku.
Akupun menuruti kata-katanya dan masuk ke mobil. Ahjumma duduk di depan sedangkan Kwangmin yang menyetir. Aku hanya duduk di belakang.


**********

Sesampai di rumah Kwangmin.
“Wooah.. akhirnya sampai juga.” Ucap Kwangmin.
“Youngmin kemana?” tanya ibunya Kwangmin.
“ Dia sedang ada urusan Eomma.” Jawab Kwangmin.
Aku hanya diam dan memegang beberapa bagian bajuku yang basah. Lalu Ahjumma menyuruhku duduk di sofa, aku pun menurutinya. Sedangkan Kwangmin pergi ke kamarnya dan kurasa dia mau mengganti bajunya yang sedikit terkena air hujan. Tiba-tiba Ahjumma datang membawa secangkir teh dan menyuruhku meminumnya.
“Youngmoon-ah minum ini agar kau terasa hangat.” Perintah Ahjumma.
“Jeongmal gomawo Ahjumma” balasku sambil meneguk secangkir teh itu.
“Astaga Youngmoon-ah pakaianmu basah juga. Wah~ apa kau mau memakai pakaian Ahjumma? Sebentar ya biar Ahjumma carikan untukmu. Mana tahu ada yang pas untukmu.” Lalu Ahjumma pergi ke kamarnya untuk mencarikan pakaian untukku.
“Youngmoon-ah..” Tiba-tiba Kwangmin mengagetkanku.
“Ah~ ne?” balasku.
“Kau tak apa-apa? Wah pakaianmu basah. Untuk sementara kau pakai pakaianku saja ya?” kata Kwangmin sambil memegang beberapa bagian pakaianku yang basah.
“Gwaenchana Chagii.. ibumu sedang mencarikan pakaian untukku.” Kataku sambil tersenyum lembut padanya.
“Oh. Syukurlan. Aku takut nanti kau sakit chagiya.” ucap Kwangmin sambil mengelus rambutku.
“Haha.. sudahlah. kalau nanti Ahjumma tau kau mengelus rambutku bagaimana?” kataku sambil menarik tangannya pelan dari kepalaku.
Tiba-tiba Ahjumma datang. Untung saja aku segera melepaskan tangan Kwangmin dari kepalaku.
“Mianhe Youngmoon. Ahjumma tidak menemukan pakaian yang pas untukmu.” Kata Ahjmma dengan wajah yang kecewa.
“Eomma.. biar Youngmoon pakai bajuku saja.” Kata Kwangmin.
“Jinca? Apa pas untuk Youngmoon?” Ahjumma kelihatannya kurang yakin dengan pendapat Kwangmin.
“Ne Eomma. Ayo Youngmoon kita ke kamarku. Biar aku bisa mencocokkannya.” Kwangmin lalu menarik tanganku. Kulihat Ahjumma hanya tersenyum melihat tingkah kami.
Kamipun segera menaiki anak tangga satu-persatu. Kwangmin terus memegang tanganku saat menaiki anak tangga. Tangannya sungguh terasa hangat.
“Ayo Chagiya..” serunya sambil melangkah semakin cepat.
“Ah.. jamkkaman. Aku lelah kalau cepat-cepat naik tangga seperti ini.” Ucapku sambil menarik napas sesekali.
“Sini aku gendong.” Tak kusangka Kwangmin menggendongku.
“Astaga Kwangmiiiiin... kalau jatuh bagaimana? Ini kan di tangga.” Teriakku ketakutan.
“Tidak apa-apa. Kau bilang kau lelah, ya sudah. Aku gendong saja kau.” Katanya. Kwangmin namun dia tetap saja tidak mau menurunkanku. Tanpa terasa Kwangmin menggendongku tepat sampai di kamarnya. Namun saat di depan pintu kamarnya aku menjerit minta diturunkan.
“Chagiya.. cepat turunkan aku sekarang” kataku sambil mengayun-ayunkan kakiku.
“Tidak.. aku akan menggendongmu sampai kita masuk ke dalam.” Ucapnya. Akupun hanya mengangguk dan menuruti permintaannya. Sungguh namja yang keras kepala. Wah, sungguh aneh tingkah kami. Hahaha.
“Nah, sekarang sudah sampai. Kau harus turunkan aku sekarang.” Pintaku dengan pupy eyes.
“Ne..” katanya.
“Ayo.. cepat pilihkan bajunya untukku. Aku sudah kedinginan,”
“Baikk.. my princess..” katanya. Sekejap wajahku langsung memerah saat Kwangmin memanggilku seperti itu.
Kwangmin pun memilihkan pakaian untuk aku kenakan. Beberapa kali dia mengeluarkan baju dan mencocokkan ke tubuhku. Tetapi tak ada satu pun yang cocok. Dia pun terus mencarinya, wajahnya semakin serius dan menggemaskan. Karena sudah banyak baju yang tak cocok denganku. Akupun segera membantu mencarikannya. Awalnya Kwangmin menolak bantuanku tetapi aku tetap ingin membantunya. Akhirnya dia mengalah dan membiarkanku membantunya.
“Ahhh... ini dia..!!” teriaknya riang.
“Akhirnya dapat juga.” Celetukku.
“Ya.. untung saja.” Katanya sambil membolak-balik kaos putih yang dipegangnya. “Uhm.. kurasa ini kaos yang kubeli setahun yang lalu.” Kwangmin mencocokkan ke tubuh jangkungnya. “Wah.. kenapa sudah tidak muat??”
“Sudahlah.. aku apa kau yang memakainya?” kataku sambil merebut kaos putih itu dari tangannya.
“kau ini ada-ada saja” katanya sambil mengelus lembut rambutku. “Nah, sekarang kau ganti pakaianmu disini. Aku akan keluar.”
Kwangmin langsung keluar dari kamarnya meninggalkanku sendirian dikamarnya. Aku hanya menatap punggungnya dan lama-kelamaan bayangannya hilang dari pandanganku. Segera aku mengganti pakaian yang basah ini dengan sebuah kaos putih pemberiannya beberapa menit lalu. Yah.. walaupun kaos ini sudah kekecilan baginya tapi bagiku kaos ini agak kedodoran. Tapi lumayanlah daripada aku memakai pakaian yang basah. Setelah mengganti pakaian aku langsung keluar dari kamar Kwangmin.  Namun saat membuka pintu kamar, seseorang namja yang tak asing bagiku mengejutkanku. Ya. Tak salah lagi adalah Youngmin. Bajunya basah sangat basah kuyup. Kurasa hujan di luar masih belum berhenti sampai-sampai Youngmin juga kehujanan.
“Youngmoon.. kenapa kau ada disini?” katanya setengah terkejut.
“Tadi aku sedang bersama Ahjumma berbelanja. Namun saat hendak pulang tiba-tiba hujan sangat deras. Jadi, ahjumma menyuruhku untuk ke rumah kalian sementara. Ohya. Kau baru pulang?” jelasku.
“Ne.. sepertinya aku harus mengganti pakaianku dulu. Maaf Youngmoon.” Youngmin tersenyum ramah dan langsung masuk ke kamarnya yang terletak tepat di sebelah kamar Kwangmin.
Aku segera menuruni anak tangga dan menuju ke dapur. Kulihat Ahjumma sedang memasak sesuatu. Kulihat Kwangmin juga membantunya. Tanpa ragu aku segera menghampiri mereka.
“Wah.. sedang masak apa nih? Harum sekali ahjumma.” Kataku sambil mencium bau masakan yang ada di dalam panci.
“Ahjumma sedang masak kimchi nih. Coba dirasain!” Ahjumma menyuruhku untuk mencicipi masakannya. Wah, ternyata enak.
“Wuaah.. enak sekali.. Ahjumma.”
“jinca?”
“Ne..”
Kulihat Kwangmin sedang duduk di meja makan. Dia hanya tersenyum-senyum melihat keakrabanku dengan ibunya.

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar